Langsung ke konten utama

Untuk 2020, kepada 2021

 Untuk 2020, kepada 2021

Oleh: @leciseira 


Sepanjang tahun ini, banyak sekali yang terjadi dalam hidupku. Aku menyaksikan banyak orang yang datang dan pergi. Banyak yang bertemu dan berpisah. Banyak yang bahagia dan dirundung duka. Banyak yang merangkul dan melepaskan. 


Sepanjang tahun ini, banyak hal-hal yang membuatku mengerti makna kehidupan. Menjadikanku sosok yang lebih kuat dan bermanfaat. Setiap pengalaman selalu mengajarkan hal baru yang sebelumnya tidak aku ketahui. Aku diperkenalkan dengan orang-orang hebat yang menjadi alasan mengapa aku bisa seperti sekarang. Kamu salah satunya. Iya, kamu yang tengah membaca ini. Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih. Berkat semangat dan dukungan darimu, aku bisa melangkah sampai sejauh ini. Aku bisa berdiri sampai sekokoh ini. 


Aku tidak pernah bisa membayangkan seandainya tidak ada kamu yang menguatkanku kala terjatuh. Merangkulku dan membisikkan kalimat penyemangat sebagai penenang hati. Dan, selalu mendengarkan keluhku ketika bersedih. Mengenal orang sepertimu selalu menjadi kebahagiaan tersendiri. Meski kita belum pernah saling bertemu, tetapi kita selalu saling mengasihi. 


Pada tahun yang baru nanti, aku harap bisa menjadi sosok yang lebih baik lagi. Menjelma padi yang meski berisi tak lantas meninggi. Aku ingin menjelma matahari yang mampu memberi banyak manfaat. Menebar kehangatan dan sinar bagi orang lain. Aku ingin menjadi sosok yang tak lagi menyia-nyiakan waktu. Aku ingin lebih kuat menapaki jalan yang dibentangkan Rabb-ku. Aku ingin semakin berkontribusi dan tak akan mengeluh lagi. 


Terima kasih untukmu yang selalu menjadi penyemangat. Untuk dukungan yang terus kamu tujukan padaku. Karena masih mau menyayangi dengan segala kekuranganku. Terima kasih karena selalu bersedia mengingatkan ketika futur melanda. Terima kasih telah menjadi sahabat hijrahku. Mengobarkan semangat untuk terus berbagi kebaikan lewat untaian kata dalam setiap tulisanku. 


Untuk 2020, terima kasih telah mengenalkanku pada teman-teman baru. Tak dapat terlukis lagi betapa bahagianya atas hal itu. Terima kasih pula karena mau menemaniku dan selalu mengajarkanku hal baru.  


Kepada 2021, aku akan melakukan yang lebih baik lagi bersamamu. Jadi, mohon bantuannya, ya. Jangan ragu mengingatkan ketika aku lupa. Jangan ragu menegus jika aku salah. Yang tidak bisa aku wujudkan pada tahun 2020, pasti akan aku wujudkan pada 2021. 


Sampai bertemu tak lama lagi, 2021 dan selamat tinggal, 2020. Meski waktu tidak akan bisa berputar kembali, tetapi kenangan sepanjang tahun tidak akan pernah hilang dari memori. Selamat berjuang mewujudkan mimpi. Semoga kita semua menjadi pribadi yang lebih baik lagi. 




~Leci Seira 

Stabat, 31 Desember 2020

 

#MujahidahWriter 

#InspiratorMuslimah 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tujuh Alasan Kenapa Saya Menulis. Kalau Kamu Bagaimana?

Assalamu'alaykum penulis-penulis hebat.. Wah ... ini perdana saya nulis blog loh, hihi :D Semoga tulisan saya bisa bermanfaat bagi teman-teman semuanya ya :) Aamiin.. Hari ini, saya akan membahas mengenai "7 Alasan Kenapa Saya Menulis." Nah, teman-teman disini pernah gak sih, mikirin alasan kenapa kita harus menulis? Pengin nulis, tapi gak punya alasan kuat untuk memulainya. Kalau pernah, hari ini saya akan kasih tau alasan kuat kenapa kita sebagai manusia harus menulis. Ini alasan saya lho, kalau teman-teman mau jadikan bahan renungan, Alhamdulillah banget. Tapi kalau temen-temen gak setuju, itu hak temen-temen ya. Hehe.. Ikuzo... 1. Berdakwah Lewat Tulisan     Jujur saja, sampai sekarang, ini menjadi alasan terkuat saya kenapa menulis. Saya sangat ingin menebarkan kebaikan melalui tulisan-tulisan saya. Saya bukanlah orang yang bisa memberikan motivasi secara langsung, atau menebarkan kebaikan secara langsung (terkadang juga bisa sih, hehe). Hanya saja, ket

Ya Allah. Aku Iri. Aku Cemburu

 Ya Allah. Aku Iri. Aku Cemburu  Oleh : @leciseira  Setiap kali aku melihat banyak orang yang selalu sanggup berlama-lama berinteraksi dengan Al-Qur'an, aku selalu cemburu. Aku iri. Mengapa aku tak bisa menjadi seperti mereka? Mengapa aku selalu malas melakukannya?  Setiap kali aku melihat banyak orang yang mampu konsisten menutup auratnya, aku selalu iri. Aku cemburu. Mengapa rasanya sulit sekali bagiku untuk melakukannya? Padahal, jauh di dalam lubuk hatiku, aku pun ingin melakukannya. Namun, selalu ada bagian dari hatiku yang seolah memberontak. Meski pemberontakan itu sudah berhasil aku kalahkan pun, selalu ada pihak yabg membuatku tak bisa menutup aurat dengan sempurna. Ya Allah, sesulit inikah jalan hijrahku?  Aku iri. Aku cemburu. Dengan banyak hati yang mampu menjaga kesuciannya. Sedangkan aku masih suka memendam perasaan yang tak seharusnya. Masih suka mengizinkan diriku jatuh cinta terlalu dalam selain pada-Nya.  Ya Allah. Aku cemburu. Aku iri. Mengapa sulit sekali menjad

"Jaga Lidahmu!" Hati-hati Membunuh Orang Lain dengan Perkataan!

"JAGA LIDAHMU!" Pernah denger kan, kutipan yang mengatakan bahwa "Lidah itu lebih tajam daripada pedang." Yap, itu bener. Bener banget  malah. Jadi, itu sebabnya kita mesti jaga lidah kita. Supaya nggak nyakitin hati orang lain! Lah, kok gitu? Iya! Karena, kita nggak akan pernah tau, sejauh mana perkataan kita bisa menyakiti hati orang lain. Kita nggak akan pernah tau, sejauh mana perkataan kita bisa membunuh mimpi orang lain. Dan kita nggak akan pernah tau, sejauh mana perkataan kita bisa melukai perasaan orang lain. Hei, nggak semua orang punya hati yang kuat! Banyak juga yang hatinya lemah. Yang nggak bisa denger kalimat kasar sedikit aja. Yang nggak bisa denger kritikan secuil aja. Yang nggak bisa denger hinaan sekelebat aja. Ada banyak orang yang hatinya lemah. Yang hatinya mudah terluka. Yang hatinya mudah merasa. Lantas, abis denger kalimat kita, jadi terpuruk, banyak pikiran, bahkan sampai sakit-sakitan. Nah, lho, ngeri, kan? I