Langsung ke konten utama

Self Motivation-Jangan Bersedih. Ada Allah.

Pernah, nggak sih? Kita berada di titik yang bener-bener jatuh? Tapi, saat itu, semua orang cuma lihatin kita. Nggak ada yang peduli sama sekali. Kita cuma bisa nangis, nangis, nangis. Ya, kita memang hidup di zaman yang kejam. Zaman di mana orang-orang hanya memikirkan dirinya sendiri. Tetapi, sesekali kita juga butuh berkaca pada diri sendiri. Pernah nggak, kita berpikir, "Asalkan bukan aku yang terkena masalah, ya berarti bukan urusanku." Nah, jika kita pernah berpikir seperti itu, artinya, kita tak ada bedanya dengan orang-orang yang egois di luar sana.


Karena, sesekali kita perlu bersimpati. Sesekali kita perlu berempati. Hidup ini tidak hanya dihuni oleh diri sendiri. Ada banyak manusia lain di bumi selain kita. Jadi, berhenti bersikap egois. Buka mata, buka telinga. Jangan selalu seolah tuli dan berpura-pura buta.


Sesekali manusia perlu merasakan apa yang orang lain rasakan agar bisa mengerti bagaimana rasanya ketika tengah terjatuh lalu kemudian dicampakkan. Itu tidak mudah. Bangkit dari kekalahan, bangkit dari rasa takut, bangkit dari kelelahan, itu tidak mudah. Kalau kamu tak punya rasa percaya, sedikit saja. Maka, usahamu tak akan pernah berhasil. Jadi, mulailah percaya dengan dirimu sendiri.


Menangislah, jika itu dapat melegakanmu. Namun, setelah itu bangkit lagi. Ikrarkan bahwa kau akan menjadi lebih baik. Berusaha melakukan yang terbaik, tapi bukan semata-mata karena ingin menjadi yang terbaik. Terbaik atau tidaknya, itu hanyalah penilaian manusia. Semua itu hanya bonus dari Allah atas kerja keras kita. Jika memang belum bisa menjadi yang terbaik, teruslah berusaha. Yang Allah lihat sebesar apa usaha yang kita lakukan, bukan seberapa banyak dan hebat yang kita hasilkan. Semangat! Jangan menyerah.


Jika merasa lelah, istirahat sebentar. Jangan dipaksakan. Tapi, jangan pernah berhenti melangkah. Karena jalan memang tak selamanya lurus. Kadang lika-liku dan aral itu perlu agar kita senantiasa mengingat bahwa masih ada Zat tempat kita mengadukan diri. Tempat berkeluh kesah. Tempat kita kembali.


Wahai diri yang kini tengah dilanda kesedihan. Aku mohon, jangan bersedih. Jika hari ini Allah mengizinkan kita mendapat cobaan, itu artinya memang itulah yang terbaik. Allah percaya kita akan kuat dan bisa menemukan jalan keluarnya. Selalu ada hikmah di balik setiap peristiwa. Jangan pernah menyerah. Jika kita menemukan kesulitan saat ini, mungkin saja artinya Allah tengah merindukan keluhan kita. Mungkin saja, artinya sujud kita kurang lama sehingga Allah merindukan saat-saat bisa berdua saja dengan kita. Mungkin saja kita selalu lupa bersyukur. Mungkin saja kita selalu lupa memuji asmanya.


Wahai diri, jangan bersedih. Sesungguhnya masih ada Allah yang tak pernah meninggalkan kita. Pada akhirnya, perlahan kita akan menemukan teman-teman yang memang benar-benar mendukung kita. Kita akan menemukan orang-orang yang benar-benar mencintai kita. Kita akan menemukan orang-orang yang sebenarnya membenci kita. Tapi, walau itu semua terjadi, kita tak akan pernah menemukan bahwa Allah meninggalkan kita. Kita tak akan menemukan saat di mana Allah tak mendengarkan doa kita. Kita tak akan menemukan saat di mana Allah tak berada di sisi kita.

Jadi, jangan bersedih. Selama masih ada Allah di dekat kita, itu saja sudah lebih dari cukup. Menangislah. Lalu, Jadilah semakin kuat.



*Salam hangat untuk SeiraAsa 💞


~Leci Seira



Rabu, 17 Juni 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tujuh Alasan Kenapa Saya Menulis. Kalau Kamu Bagaimana?

Assalamu'alaykum penulis-penulis hebat.. Wah ... ini perdana saya nulis blog loh, hihi :D Semoga tulisan saya bisa bermanfaat bagi teman-teman semuanya ya :) Aamiin.. Hari ini, saya akan membahas mengenai "7 Alasan Kenapa Saya Menulis." Nah, teman-teman disini pernah gak sih, mikirin alasan kenapa kita harus menulis? Pengin nulis, tapi gak punya alasan kuat untuk memulainya. Kalau pernah, hari ini saya akan kasih tau alasan kuat kenapa kita sebagai manusia harus menulis. Ini alasan saya lho, kalau teman-teman mau jadikan bahan renungan, Alhamdulillah banget. Tapi kalau temen-temen gak setuju, itu hak temen-temen ya. Hehe.. Ikuzo... 1. Berdakwah Lewat Tulisan     Jujur saja, sampai sekarang, ini menjadi alasan terkuat saya kenapa menulis. Saya sangat ingin menebarkan kebaikan melalui tulisan-tulisan saya. Saya bukanlah orang yang bisa memberikan motivasi secara langsung, atau menebarkan kebaikan secara langsung (terkadang juga bisa sih, hehe). Hanya saja, ket

Ya Allah. Aku Iri. Aku Cemburu

 Ya Allah. Aku Iri. Aku Cemburu  Oleh : @leciseira  Setiap kali aku melihat banyak orang yang selalu sanggup berlama-lama berinteraksi dengan Al-Qur'an, aku selalu cemburu. Aku iri. Mengapa aku tak bisa menjadi seperti mereka? Mengapa aku selalu malas melakukannya?  Setiap kali aku melihat banyak orang yang mampu konsisten menutup auratnya, aku selalu iri. Aku cemburu. Mengapa rasanya sulit sekali bagiku untuk melakukannya? Padahal, jauh di dalam lubuk hatiku, aku pun ingin melakukannya. Namun, selalu ada bagian dari hatiku yang seolah memberontak. Meski pemberontakan itu sudah berhasil aku kalahkan pun, selalu ada pihak yabg membuatku tak bisa menutup aurat dengan sempurna. Ya Allah, sesulit inikah jalan hijrahku?  Aku iri. Aku cemburu. Dengan banyak hati yang mampu menjaga kesuciannya. Sedangkan aku masih suka memendam perasaan yang tak seharusnya. Masih suka mengizinkan diriku jatuh cinta terlalu dalam selain pada-Nya.  Ya Allah. Aku cemburu. Aku iri. Mengapa sulit sekali menjad

"Jaga Lidahmu!" Hati-hati Membunuh Orang Lain dengan Perkataan!

"JAGA LIDAHMU!" Pernah denger kan, kutipan yang mengatakan bahwa "Lidah itu lebih tajam daripada pedang." Yap, itu bener. Bener banget  malah. Jadi, itu sebabnya kita mesti jaga lidah kita. Supaya nggak nyakitin hati orang lain! Lah, kok gitu? Iya! Karena, kita nggak akan pernah tau, sejauh mana perkataan kita bisa menyakiti hati orang lain. Kita nggak akan pernah tau, sejauh mana perkataan kita bisa membunuh mimpi orang lain. Dan kita nggak akan pernah tau, sejauh mana perkataan kita bisa melukai perasaan orang lain. Hei, nggak semua orang punya hati yang kuat! Banyak juga yang hatinya lemah. Yang nggak bisa denger kalimat kasar sedikit aja. Yang nggak bisa denger kritikan secuil aja. Yang nggak bisa denger hinaan sekelebat aja. Ada banyak orang yang hatinya lemah. Yang hatinya mudah terluka. Yang hatinya mudah merasa. Lantas, abis denger kalimat kita, jadi terpuruk, banyak pikiran, bahkan sampai sakit-sakitan. Nah, lho, ngeri, kan? I